Banyak mitos yang tercipta tentang kucing. Di Mesir, 3000 tahun yang lalu, kucing dianggap sebagai titisan dewa. Sedangkan, di Eropa kucing dianggap sebagai sihir setan atau pembawa bencana. Tak pelak lagi, pada masa abad kegelapan terjadi pemusnahan besar - besaran terhadap hewan lucu ini, hingga menyebar ke Afrika Utara. Padahal,wabah yang oleh masyarakat saat itu dianggap sebagai kutukan adalah jenis penyakit yang diakibatkan oleh meledaknya populasi tikus dan penurunan populasi kucing sebagai predatornya.
Cerita Nabi Muhammad SAW dan Kucingnya
Diceritakan dalam suatu kisah, Nabi Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, dikala Rasulullah hendak mengambil jubahnya, di temuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Rasulullah pun memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya. Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk kepada majikannya itu. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut badan mungil kucing itu. Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, Nabi selalu menggendong Mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang nabi sukai ialah, ia selalu mengeong ketika mendengar azan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan. Bahkan kepada para sahabatnya, nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan layaknya menyanyangi keluarga sendiri. Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebua hadist shahih Al bukhori, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Rasulullah SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka. Beberapa diantara orang terdekat nabi juga memelihara kucing. Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq, istri Nabi amat menyayangi kucing, dan merasa amat kehilangan di kala ditinggal pergi oleh si kucing. Abdur Rahman bin Sakhr Al Azdi. diberi julukan Abu Huruyrah (bapak para kucing jantan), karena kegemarannya dalam merawat dan memelihara berbagai kucing jantan dirumahnya.
Penghormatan Para Tokoh Islam Terhadap Kucing Pasca Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Dalam buku yang berjudul Cats of Cairo, Baybars Al Zahir, seorang sultan dari dinasti Mamluk yang terkenal tegas dan berani, ternyata sangat menyayangi kucing. Bahkan Al Zahir sengaja membangun taman - taman khusus bagi kucing dan menyediakan berbagai jenis makanan di dalamnya. Tradisi ini akhirnya menjadi adat istiadat di berbagai kota-kota besar negara Islam. Hingga saat ini, mulai dari Damaskus, Istanbul, hingga Kairo, masih bisa kita jumpai kucing-kucing yang berkeliaran di pojok-pojok Masjid tua dengan berbagai macam makanan yang disediakan oleh penduduk setempat.
Pengaruh Kucing Dalam Seni Islam
Pada abad 13, sebagai manifestasi penghargaan masyarakat Islam, rupa kucing dijadikan sebagai ukiran cincin para khalifah, termasuk porselen, patung hingga mata uang. Bahkan didunia sastra, para penyair tak ragu untuk membuat syair bagi kucing peliharaannyayang telah berjasa melindungi buku-buku mereka dari gigitan tikus dan serangga lainnya.
Kucing yang Memberi Inspirasi Bagi Para Sufi
Seorang Sufi ternama bernama Ibnu Bashad yang hidup pada abad ke 10 bercerita, suatu saat ia dan sahabat - sahabatnya sedang duduk santai melepas lelah di atas atap Masjid kota Kairo sambil menikmati makan malam. Ketika seekor kucing melewatinya, Ibnu Bashad memberi sepotong daging kepada kucing itu, namun tak lama kemudian kucing itu kembali lagi, setelah memberinya potongan yang ke 2, diam - diam Ibnu Bashad mengikuti kearah kucing itu pergi, hingga akhirnya ia sampai dis ebuah atap rumah kumuh, dan di dapatinya si kucing tadi sedang menyodorkan sepotong daging yang diberikan Ibnu Bashad kepada kucing lain yang buta kedua matanya. Peristiwa ini sangat menyentuh hatinya, hingga ia menjadi seorang Sufi sampai ajal menjemputnya pada tahun 1067. Ada juga cerita tentang seorang Sufi di Iraq yang bernama Shibli. Ia bermimpi dosa - dosanya diampuni setelah menyelamatkan nyawa seekor anak kucing dari bahaya. Selain itu, kaum Sufi juga percaya, bahwa dengkuran nafas kucing memiliki irama yang sama dengan Dzikir kalimah - kalimah Allah.
0 Komentar:
Posting Komentar