Putus Asa = Kurang Bersyukur

Bismillahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabaraktuh.

Puji syukur atas kebersamaan Allah dengan kita dalam mempermudah permasalahan kita dan dalam meneguhkan iman di hati. Shalawat dan salam, mari kita curahkan kepada Nabi Allah Muhammad s.a.w. yang hanya beliaulah yang dapat memberi kita syafaat di yaumil akhir.

Ikhwan wa akhwat rahimmahumullah. Seperti melihat gelas yang setengah berisi, itulah sudut pandang orang yang mudah putus asa dalam pekerjaannya. Hidup ini tak sempurna, dan banyak akan kekurangan. Tetapi sebenarnya kita bisa melihat dari sisi lain. Memandang dari sisi yang ada yang kita punya lebih.

Air yang setengah tadi, sudah cukup untuk kita memuaskan dahaga apabila kita bersyukur. Sisi yang setengah tadi, sudah cukup dapat mensukseskan kita dalam pergolakan dunia apabila kita selalu bersyukur dan selalu menyertakan Allah dalam urusan kita. Karena syukur merupakan syarat untuk mensukseskan kita. Syukur merupakan suatu keniscayaan.

Inti dari keputusasaan adalah tak adanya rasa syukur. Inti dari kesedihan adalah tidak adanya baik sangka terhadap Allah. Inti dari betapa mudahnya kita gelisah, tidak tenang, adalah rasa ketidakbersamaan kita dengan Allah.

Maka Ikhwafillah sekalian, penting bagi kita untuk bersyukur, berbaik sangka kepada Allah, dan dzikrullah. Kita akan jauh dari kesedihan, keputusasaan dan gelisah.

Ikhwafillah, perhatikan sabda Rasulullah saw dalam sebuah hadits Qudsi berikut, Allah swt berfirman, "Aku sesuai prasangka hamba-Ku. Maka berprasangkalah kepada-Ku apa saja yang hamba-Ku mau." Hadits ini menggambar rasa optimis dan baik sangka dapat merubah kondisi kita dengan merubah pandangan kita terhadap diri kita dan terhadap-Nya.

Ikhwafillah, betapa indahnya rasa syukur dan baik sangka itu. Maka bersyukurlah.
Jazakumullah khairu jaza. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

5 Sebab Dosa Kecil Menjadi Besar


“Sesungguhnya,” kata Ibnu Qayyim Al Jauziyah, “Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ sahabat dan tabiin telah menunjukkan bahwa dosa itu ada dua. Ada dosa besar, ada dosa kecil.”

Dosa kecil sebenarnya bisa diampuni Allah dengan mudah melalui istighfar dan ibadah mahdhah seperti shalat lima waktu dan puasa Ramadhan. Dosa kecil juga tidak mendapatkan ancaman khusus dan laknat Allah seperti halnya dosa besar. Namun, dosa kecil ternyata bisa berubah menjadi besar, jika terpenuhi salah satu dari 5 hal berikut ini.

5 sebab dosa kecil bisa berubah menjadi besar itu adalah :

1. Meremehkan dosa dan menganggapnya biasa saja
Ada orang-orang yang ketika melakukan dosa kecil ia menganggapnya sebagai hal yang biasa, terhapus dengan sendirinya atau tidak mempedulikannya. “Ah, ini mah dosa kecil.” “Biasa, yang beginian tak menyebabkan masuk neraka.” Dan komentar-komentar sejenisnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Takutlah kalian dari tindakan meremehkan dosa.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani).

“Dosa kecil bisa menjadi besar,” fatwa Imam Auza’I, “jika seorang hamba menganggapnya kecil dan meremehkannya.”

2. Dikerjakan berulang-ulang (terus-menerus)
Sesuatu yang kecil, jika terus ditumpuk dan dikumpulkan, maka ia akan membesar. Sebuah peribahasa mengatakan, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Demikian pula dengan dosa kecil. Jika ia terus diulang, ia pun menjadi besar.

“Bukanlah dosa kecil jika dikerjakan terus menerus,” kata Ibnu Abbas, “dan bukanlah dosa besar jika diiringi taubat.”

Umumnya, pengulangan atau pembiasaan dosa itu berawal dari sikap meremehkan dosa. Lanjutan hadits pada poin 1 di atas menegaskan membesarnya dosa yang terus menerus dikerjakan.
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang meremehkan dosa bagaikan sekelompok orang yang singgah di sebuah lembah. Ia datang membawa kayu dn terus menerus membawa kayu hingga (kayu itu menumpuk) mereka dapat memasak makanan mereka.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani).

3. Menyukai perbuatan dosa tersebut
Yaitu orang yang ketika dan setelah melakukan dosa timbul kepuasan dan kesenangan dalam jiwanya.

“Termasuk dosa besar adalah,” kata Imam Ghazali dalam Ihya’, “merasa senang, gembira dan bangga dengan dosa.”

4. Memamerkan dan mendemonstrasikan dosa tersebut
Dewasa ini, jumlah orang yang melakukan hal keempat ini cenderung makin banyak. Bahkan bukan hanya dosa kecil, untuk dosa besar pun sebagian orang melakukannya secara terbuka sekaligus memamerkan dan mendemonstrasikannya. Misalnya dengan media video yang diupload di Youtube dan sebagainya. Selain menunjukkan peremehan terhadap dosa, poin keempat ini juga memicu orang lain melakukan dosa yang sama akibat contoh yang ia lakukan dan dengan demikian dosanya menjadi berlipat-lipat.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menyeru/mendakwahkan kesesatan, maka ia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.”

5. Jika yang mengerjakannya adalah tokoh atau panutan
“Orang yang berbuat dosa, sedangkan ia adalah seorang alim yang menjadi panutan,” tulis Ibnu Qudamah dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin, “jika ia paham dan tahu akan dosanya tetapi malah menerjang dosa tersebut, maka dosa kecilnya itu berubah menjadi dosa besar.”

Selain faktor peluang diikuti oleh umat/pengikutnya, dosa kecil yang dilakukan oleh seorang tokoh/ulama juga berpotensi membawa opini dan citra negatif terhadap Islam.

Demikian 5 sebab dosa kecil menjadi besar, semoga Allah menjauhkan kita dari kelimanya. 
 
 
sumber : bersamadakwah.com
Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Secarik Kata

Assalamu'alaikum wr. wb.
       
       Puji syukur kehadirat Allah yang tanpa henti memberi nikmat, petunjuk dan kesempatan pada diri kita. Maha Suci Allah, dimana seluruh alam jagad raya beserta isinya senantiasa bertasbih dan bersujud pada-Nya tiap waktu. Shalawat serta salam, jangan sampai lupa kita tujukan kepada Nabi Allah Muhammad s.a.w. dimana hanya Nabi kitalah yang mampu memberi syafaat pada kita kelak di yaumul akhir. 

       Alhamdulillah, akhirnya Rohis Ce_ri@ bisa ngepost lagi setelah terakhir kali blog update tahun 2012 Desember. Sudah banyak jaring laba-laba disana-sini, karena belum beli sapu, hehehe.

       Kawan-kawan yang insyaallah dirahmati Allah. Ada 3 hal yang perlu kita perhatikan setiap harinya, di antaranya :
1. "Barangsiapa yang mengeluhkan masalah hidupnya di pagi hari kepada orang lain, maka ia telah mengeluhkan Allah". Seharusnya kita mengeluh pada Allah, bukan mengeluhkan Allah, maka begitu kurang ajarnya kita bila sampai mengeluhkan Allah
2. "Barangsiapa yang bersedih hati pada pagi hari karena masalah duniawinya, maka ia telah tidak puas terhadap Allah". Bukankah Allah Pemberi Keputusan terbaik? Maka kenapa harus bersedih hati terhadap apa yang terbaik yang Allah berikan kepada kita. Sungguh Allah Maha Tahu akan segalanya dan kita tidak tahu
3. "Barangsiapa yang menghormati orang lain karena hartanya, maka sungguh telah hilanglah 2/3 agamanya". Apabila kita memiliki uang 3000 rupiah, dan 2000nya hilang, maka kehilangan itu begitu merugikan. Sungguh teramat merugikannya bila kehilangan amal pahala kita sebesar 2/3. Manusia, dihormati bukan karena hartanya, namun akal dan hati yang bersih yang Allah berikan

       Kawan-kawan yang insyaallah dirahmati Allah,  ingatlah segala sesuatu, sudah pasti keputusan Allah, sudah pasti baiknya walau kadang pahit. Jika tertimpa musibah dan masalah, bersabarlah dan bermuhasabahlah. Karena bisa jadi kita melakukan hal yang tidak Allah perkenankan. Mari kita terus berikhtiar dan tawakal.

       Demikian pembuka, blog rohis Ce_ri@ tahun 2013. Sepatah dua patah kata, semoga dapat membangun. Afwan barangkali ada salahnya. Jazakumullah khairu jaza. Wassalamu'alaikum wr. wb.
Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS